Kesenian sebagai Katalisator Sosial: Peran Mangun Turonggo Sari dalam Mempererat Komunitas

MANGUNSARI (16/08) – Lebih dari sekadar pusat kesenian, Sanggar Kesenian Mangun Turonggo Sari telah menjadi pilar penting dalam mempererat hubungan sosial di Dusun Nglarang I, Desa Mangunsari. Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh anggota, sanggar ini berfungsi sebagai katalisator dalam membangun komunitas yang lebih erat dan harmonis. Artikel ini menggali bagaimana kesenian tradisional berperan dalam memperkuat ikatan sosial di tengah perubahan zaman.

 

Sanggar Kesenian Mangun Turonggo Sari di Dusun Nglarang I, Desa Mangunsari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, bukan hanya tempat untuk menampilkan seni tradisional, tetapi juga merupakan pusat komunitas yang memainkan peran vital dalam kehidupan sosial masyarakat setempat. Berdiri sejak tahun 1987, sanggar ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Dusun Nglarang I dengan menyajikan berbagai pertunjukan kesenian dan merayakan ritual budaya.

 

Mas Heri, Ketua Sanggar, menjelaskan bahwa Mangun Turonggo Sari berfungsi sebagai pengikat sosial yang kuat. Melalui pertunjukan seni seperti Tari Masal dan latihan bersama, sanggar ini tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga memperkuat hubungan antar anggota. “Kesenian ini adalah bagian dari kerukunan. Kami tidak hanya bermain seni, tetapi juga mempererat persaudaraan di antara anggota,” ungkap Mas Heri.

 

Sanggar ini memiliki sekitar 170 anggota yang berasal dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dengan melibatkan generasi muda dalam kegiatan kesenian, Mangun Turonggo Sari memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar tentang budaya lokal dan membangun hubungan yang kuat dengan komunitas mereka. “Kami melihat bahwa keterlibatan dalam kesenian ini membantu anak-anak dan remaja merasa lebih terhubung dengan komunitas mereka,” kata Mas Heri.

 

Namun, tidak semua perjalanan berjalan mulus. Mangun Turonggo Sari menghadapi tantangan besar dalam menjaga kerukunan di antara anggotanya, terutama dengan generasi muda yang sering kali lebih tertarik pada teknologi dan media sosial. Mas Heri menyebutkan bahwa menjaga semangat kebersamaan dan mencegah perpecahan di antara anggota adalah tantangan yang harus dihadapi setiap hari. “Menjaga kerukunan di antara anggota, terutama di kalangan remaja, adalah tantangan yang harus kami hadapi. Namun, kami percaya bahwa kegiatan kesenian dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan,” ujar Mas Heri.

 

Di samping tantangan tersebut, Mangun Turonggo Sari juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti kerja bakti dan acara peringatan kematian. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan di antara anggota tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat. “Kami berusaha untuk tidak hanya fokus pada kesenian, tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang dapat memperkuat ikatan komunitas,” tambah Mas Heri.

 

Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh anggota, Mangun Turonggo Sari berfungsi sebagai katalisator dalam membangun komunitas yang lebih erat dan harmonis. Mas Heri berharap bahwa sanggar ini akan terus menjadi pusat budaya yang berperan penting dalam kehidupan sosial masyarakat Nglarang. “Kami ingin sanggar ini terus berkembang dan menjadi contoh bagaimana kesenian dapat mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat,” tutup Mas Heri.

 

 

Penulis: Gabriel Valerion Lengkong (Mahasiswa Ekonomi FEB UNDIP 2021, Ketua Tim KKN UNDIP Desa Mangunsari 2024)


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat